Rabu, 25 April 2012

Cycling Explorer to Sukamantri-Mt.Salak-Cijeruk, Bogor

BUPER Sukamantri
Long weekend telah tiba tepat tanggal merah bertandang di hari Jumat. Inilah saat yang paling dinanti oleh para pekerja seperti saya untuk berlibur. Kali ini saya menggunakan kesempatan long weekend dengan bersepeda flying camp ke daerah Sukamantri, Bogor, Jawa Barat. Kami akan gowes selama 3 hari 2 malam menyusuri perbukitan Gunung Salak dan finish di Cijeruk, Bogor.


Tim Brendong Petong kali ini hanya berlima yaitu Juned, Ferdi, Masan, Dedi dan saya sendiri Gembos. Satu-satunya wanita perkasa dan tangguh yang akan naik turun bukit selama 2 hari dengan sepeda kesayangannya "Hanoman Bodas" (narsis dikit,hehe). Perjalanan dimulai dari Rumah Juned didaerah Tanah Baru, Srengseng Sawah pada Jumat malam. Sepeda pun di gowes mengarah UI dan selanjutkan akan diloading di kereta menuju Stasiun Bogor. Di titik inilah kami mulai full menggowes ke tujuan pertama kami yaitu Buper (Bumi Perkemahan) Sukamantri. Jalan terus menanjak ke arah tujuan. Jalanan aspal ini tidak terlalu terlihat menjulang tinggi seh tanjakannya, tapi sangat panjang dan terus menanjak. Tim menggowes dengan santai, setelah 1 jam lebih menggowes, akhirnya kami istirahat sejenak di mini mart untuk sekedar  mengisi perut dan merokok. Persediaan logistik pun kami beli, seperti roti, susu, indomi dan air mineral. Setelah 30 menit istirahat kami pun mulai menggowes kembali. Kaki-kaki kecil terus mengayuh jalanan aspal yang terus menanjak, nafas pun mulai terengah-engah. Ada niat dihati saya, ehhmmm saya loading aja kali ya sepeda di mobil bak, hee...



Tibalah kami di pertigaan Pos Polisi Sukamantri. Track makadam (bebatuan) akan kami lewati sepanjang jalan. Waktu semakin tengah malam, dan kami sudah mulai memasuki perkampungan penduduk. Gelap sekali sehingga kami harus menyalakan headlamp sebagai penerangan. Sesekali sepeda digowes, karena tracknya bebatuan yang lumayan besar kalau digowes bisa selip. Dorong terus sepedanya, agak ngeri seh jalanannya karena sepi banget hanya ada suara jangkrik dan kunang-kunang yang menemani kami selama perjalanan ini. Udara sudah semakin dingin, kami pun telah tiba di Pos Portal sebelum masuk Buper Sukamantri. Disinilah tempat istirahat kami pertama. Ada rumah penjaga Pos nya disini tapi sepertinya sudah tertidur lelap. Alhasil kami tidur di Pos jaga yang hanya beralaskan flysheet dan sarung. No problemo, justru suasana yang kaya gini sangat indah buat dinikmatin. Suasana semakin indah lagi karena dari sini bisa menikmati indahnya kerlap-kerlip lampu kota dibawah sana.

 Semakin Menantang Tracknya

Hari kedua di pagi hari. Pagi yang sangat cerah sekali, udara masih terasa sangat dingin. Trangia pun mulai dikeluarkan untuk membuat kopi & susu hangat. Kami pun mulai bergegas packing. Sekitar pukul 07.30 sepeda pun mulai digowes perlahan karena tracknya yang sedikit menanjak dan bebatuan. Wowww indah banget, baru saja kami berjalan sudah disuguhi lukisan puncak Gunung Salak yang berawan cerah di depan mata. Nah kalo ada view yang seperti ini, tak lupa untuk foto-foto, hee. Tak lama kemudian, kami sudah mulai memasuki vegetasi Hutan Pinus. Hummmm baunya pohon pinus amat terasa di hidung, begitu segar dihirup. Jalanan mulai berliku, bebatuan dan menanjak, sesekali menggowesnya tapi tak jarang juga kami harus mendorongnya alias TTB (tun-tun tun-tun bike). 


Tempat Camp Pertama, Posko Portal Sukamantri

  
Menuju Pintu Masuk Buper Sukamantri




Inilah Tracknya, Makadam

Hutan Pinus Sepanjang Jalan Menuju Pintu Masuk BUPER


Satu jam setengah kemudian,kami sampai di pintu masuk BUPER Sukamantri. Nah disinilah tempat kami istirahat sejenak sekaligus membeli nasi bungkus untuk persediaan sampai malam nanti. Kami pun mulai memasuki hutan, hutannya cukup lebat dan tracknya sempit. Single track pun kami lalu satu persatu. Di Single track ini kami hanya bisa menggowes sepeda sebentar saja selanjutnya TTB dan di gotong karena samping kiri jurang dan berakar. Sebenarnya bisa saja digowes tapi penuh dengan resiko, jadi saya cari aman saja.






Sepeda terus di dorong dan akhirnya kami ketemu pohon besar tumbang, yukk mari sedikit menggotong sepeda. Tracknya seh tidak terlalu menanjak tapi konturnya yang tingi dan mengharuskan kami sering menggotong dan mengangkatnya. Tak lama kemudian, kami bertemu aliran sungai yang sudah kering, yang tersisa hanya bebatuan kali besar. Dan ternyata woww, jalanan selanjutnya lumayan tinggi, dan kami pun harus bergotong-royong mengangkat sepeda keatas.
Melewati Sungai Yang Kering



Gotong-royong Menggotong Sepeda

Setelah Selesai Menggotong


Tak terasa keringat kami bercucuran seperti keran bocor karena hampir sepanjang jalan sepeda terus digotong. Tapi semua itu terbayarkan, karena apa?karena track selanjutnta kita akan melewati Hutan Pinus dimana tracknya turunan. Setelah semua sepeda diangkat keatas, kami masih harus terus menuntun sepeda menuju Hutan Pinus walaupun hanya sebentar. Akhirnya ketemu juga tempat yang lapang untuk kami beristirahat sejenak sambil. Canda tawa menyelimuti wajah kami yang tampak kelelahan menjadi sumringah. Ejekan-ejekan khas Juned terus dia lontarkan, tak mau kalah kami semua pun saling balas ejekan hingga membuat semua tertawa terbaha-bahak. Rasanya semua letih tak terasa kalau sedang bercanda ria, yaa walaupun perjalanan kami masih ada sehari lagi dan pastinya makin menantang.

Kepala Suku Perjalanan Kami




Sebelum kami menuruni track hutan pinus, Juned dan Masan ormed (orientasi medan) terlebih dahulu. Setelah semua siap, inilah saatnya yang paling dinanti. Juned orang pertama yang akan menggowes terlebih dahulu. Benar saja, baru saja akan menggowes sudah disuguhkan turunan yang lumayan terjal dan konturnya dalam-dalam sehingga kami harus pintar-pintar memilih jalan agar tidak selip bannya. Setelah itu tracknya mulai enak, turunan dan berakar serta dikelilingi hutan pinus. Masing-masing terus menggowes sepedanya dengan kencang. Buss..busss..buss.. sepeda beriringan dengan kencang seakan tak mau berhenti. Sesekali saya melakukan dropp off (lompatan) dan terus menggowes dengan kencang. Tracknya cukup panjang, hingga membuat telapak tangan kesemutan. Akhirnya tibalah kami di batas vegetasi Hutan Pinus dan akan keluar dari hutan ini yang selanjutnya akan melipir ke punggungan sebelah. Sebelum melanjutkan perjalanan, istirahat sejenak sekedar minum dan merokok. Lagi-lagi disela-sela istirahat ejekan-ejekan konyol teman-teman menggelitik perut.
Gembos In Action

Track Datar Di Hutan Pinus
Baru saja keluar dari vegetasi, turunan pun menyapa kami, Mantap!! Kali ini harus di videokan, Gembos & Dedilah modelnya. "Udah siap belum Mbos?" ucap Masan. "Ok ready, ambil gambarnya yang keren ya."sautku. Buss..Busss..Buss.. Laju sepeda semakin kencang, saya pun berkonsentrasi agar tidak jatuh karena kontur  tanahnya yang berundak-undak. Sekitar pukul 14.00, sampailah kami di Desa Sukaharja, kami hanya melintas di desa ini dan selanjutnya akan masuk lagi kedalam hutan di desa yang berbeda pula. Jalanan semakin menurun dan mengantarkan kami ke sungai kecil yang membelah antara desa dan perkebunan. Debit air disungai ini tidak terlalu besar, malah lebih terlihat agak kering. Tapi senang sekali ketemu sungai karena kami bisa bermain air sejenak dan pastinya foto-foto.

Sungai Yang Membelah Desa


Siang ini sangat cerah sekali, langit pun biru berawan, ditambah lagi hamparan kebun warga yang hijau membuat kami terus berdecak kagum. Baru saja kami melewati tanjakan demi tanjakan di perkebunan, tiba-tiba hujan mengguyur kami. Sepanjang perjalanan sepeda terus kami gotong dan dorong. Disini saya sangat kelelahan sekali, karena kami harus terus menggotong sepeda sampai diatas perkebunan. "Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, astagfirulloh" teriakku dengan kencang. Sepeda mulai ku banting dan akupun duduk istirahat sejenak. Tak perduli lagi akan becek dan kotor. Bang Masan yang ada dibelakangku pun hanya diam & merasakan kelelahan. Tak lama kemudian, Bang Ferdi yang sudah lebih dulu didepan, kembali lagi kebawah hanya untuk membantuku menggotong sepedaku. Setelah sampai di track yang datar, saya pun mulai mendorongnya, track masih sama yaitu menanjak.Tak lama kemudian, akhirnya kami sampai di pedesaan, masih di Desa Sukaharja.



Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00, kami menuju saung milik Om Frengko. Jadi, Om Frengko ini adalah temannya Bang Juned, yang sebelumnya pernah mampir kesini pada saat bersepeda juga. Kami Istirahat di saung kayu berukuran sekitar 3x4 meter yang berada di tengah taman bunga-bunga. Saung ini berada di tanah yang tinggi, sehingga dari sini terlihat kota bogor. Indah sekali pemandangan dari atas sini. Dan akhirnya, kami bermalam disini. Kami pun mulai bersih-bersih, menjemur pakaian dan makan. Mumpung waktu masih sore, saya dan Dedi mencari warung untuk membeli makanan kecil dan rokok, sekaligus numpang ngecas handphone.Semakin malam semakin indah, dari saung ini terlihat warna-warni kota Bogor dibawah sana. Brrrrrrrrr.. dingin sekali, kuambil sarung untuk menyelimutiku dan mendengarkan lagu Adelle "Someone Like You" yang membuat suasana semakin ajibbb. Malam yang dingin dan berkabut diwarnai canda tawa, seperti biasa ejekan-ejekan slalu dilontarkan. Pukul 22.00 kami pun mulai istirahat untuk melanjutkan perjalanan kami esok pagi.

Melewati 10 Punggungan

Mentari sudah menunjukkan sinarnya ke wajahku. Pagi hari yang sangat cerah di hari ketiga kami gowes. Terlihat dikejauhan target kami diatas bukit sana begitu gersang. Waahh perlu tenaga extra ney kalo gowes panas-panas gini. Pukul 08.00 pagi kami segera bergegas melanjutkan perjalanan, karena hari ini sangat panas, kami lebih lengkap memakai atribut perang seperti kacamata hitam dan balve menutupi muka. Baru saja memulai perjalanan sepeda sudah harus dituntun, track yang terus menanjak dan berbatu membuat saya  kelelahan karena panas matahari sangat terik. Benar saja, baru saja memakai balve untuk menutupi muka sudah kegerahan, akhirnya saya lepas.

Tak lama kemudian setelah melewati rumah penduduk, masuklah kami ke perkebunan warga, nah disini ada rumah kayu yang besar tapi sepertinya tidak ada yang menempati. Istirahatlah disini sejenak sekedar untuk minum. Perjalanan kami lanjutkan ke kebun warga, semakin sempit dan menanjak track yang dilalui, apalagi kanan kiri kami ada kebun nanas yang harus kami lewati hati-hati. Benar-benar lelah dihari ketiga ini, jalanan terus menanjak ditambah lagi terik sekali sinar mataharinya. Rencananya kami akan finish ke Cijeruk dengan masuk ke hutan Gunung Salak menaiki punggungan-punggungannya. Alih-alih salah ambil jalan, kami bisa nyasar ke Kawah Ratu yang nantinya menembus Javanaspa Sukabumi, haduhhh jauh sekali, mudah-mudahan saja tidak nyasar karena kami tidak membawa gps, kompas atau peta.




Jalan terus menanjak, ilalang-ilalang yang tinggi terus kami terabas, rasanya pinggang, tangan & kaki mulai perlahan terasa sangat pegal sekali karena terus-menerus menggotong sepeda. "Ini mah Challenge banget dah, kaga ada bikers yang mau lewat sini, cuma kita doang" kata Juned sambil tertawa. Yaiyalah, sepanjang jalan kami harus naik turun punggungan, ilalang tinggi dan semak-semak diterabas juga. Rasa lelah semakin menyelimuti kami semua, perlahan tapi pasti, sampai juga di punggungan kedua. Tak terasa pukul 09.30 kami telah melewati dua punggungan, langsung saja ambil posisi duduk merebahkan badan, hmmmmm rasanya nikmat sekali, istirahat memandangi luasnya kebun-kebun yang hijau. Tak lama beristirahat, kami harus terus melanjutkan perjalanan, kali ini kita akan memasuki hutan pinus.



Syukurlah, baru masuk hutan pinus kami bisa menggowes sepeda. Single track dihutan pinus terus kami gowes dengan kencang. Tak lama Masan jatuh kemudian saya jatuh. Kami terus memasuki hutan pinus dengan berteriak kencang sebagai ungkapan senang, akhirnya gak gotong dan dorong sepeda lagi,hee. Ternyata tak begitu lama kami menggowes, lagi lagi harus di tuntun sepedanya. Bertemulah kami dengan sekumpulan anak-anak SMP yang sedang tafakur alam, istirahatlah kami disini.Mereka sedang memasak dan aromanya, ehhmmmmm, jengkol yang sedang digoreng semerbak merasuki hidung kami, jadi ngiler, hee. Disini ada mata air yang bisa ditemui, kami pun mengisi botol-botol air minum kami untuk persediaan nanti.







Langsung saja kami terus menuntun sepeda menaiki bukit menembus hutan pinus. baru saja beberapa menit kami berjalan, ternyata jalan buntu, yang ada hanya tebing air terjun. Sayangnya air terjunnya kering, tapi tebingnya bagus seperti ada di dalam gua. Di Celah Ujung Tebing masuk sinar matahari yang menerangi tebing air terjun ini. Karena jalannya buntu, kami segera balik badan. Juned dan Ferdi pun langsung ormed, akhirnya kita ambil jalannya kekiri menanjak. Tidak terlihat seperti jalur, malahan jalurnya ketutup semak belukar, tapi kami menerabasnya dan sepeda pun di gotong ke atas. Sesampainya diatas, tim pembuka jalur yaitu Juned, Ferdi dan Masan kebingungan karena jalurnya ketutup lagi. Saya dan Dedi seh hanya ikut aja kemanapun pergi, heee. Akhirnya diputuskanlah ambil jalur kekiri, sama dengan yang tadi, jalurnya ketutup semak belukar, yaa lagi-lagi kami  harus membuka dan menerabas jalur. Entah sudah berapa punggungan yang kami lewati. Kalau kata Juned seh sekitar 7 punggungan sudah dilewati.







Jalurnya semakin rapat, tapi tidak lama kemudian, kami sudah ada di perkebunan warga. Alhamdulillah, akhirnya sudah keluar dari hutan. Eitsss, tapi perjalanan masih lumayan panjang. Target kami masih ada di atas bukit sana, yaa sekitar tiga punggungan lagilah akan kami lewati. Canda tawa masih mengiringi perjalanan kami. Senangnya walaupun semua badan sudah lelah tapi pikiran senang, hee. Akhirnya sepeda bisa di gowes disini. Tak lama, kami menemukan pohon buah, pohon apakah itu? yaa pohon buah kokosan. bentukya bulat kekuningan seperti duku, hanya buah ini lebih kecut dan asam, tapi lumayanlah basahin tenggorokan,he. Juned dan Masan pun segera ambil posisi panjat pohon, lumayan banyak yang didapet, sampai-sampai disimpen buat bekel dijalan. Enak sekali istirahat dibawah pohon rindang ini, sambil menikmati buahnya.






Dikayuh lagi sepeda mengarah keatas bukit. tak lama sepeda harus dituntun lagi dan kami menuruni jurang dan selanjut menaiki lagi bukit. Itu saja yang terus kami lakukan sebelum sampai di bukit Desa Cijeruk. Ilalang ilalang tinggi selalu setia menemani perjalanan kami, pokoknya keren deh kaya di savana Gunung Argopuro. Masih melewati perkebunan warga, rata-rata kebun warga ini yaitu kebun buah nanas. Kebetulan ada saung mungil yang dikelilingi kebun nanas, tanpa berpikir panjang saya langsung mencabut tiga nanas dari kebun untuk cemilan,hee. Makasih ya Pak Tani, hee. 








Setelah istirahat sejenak, kami lanjut lagi menggowes sepeda ditengah-tengan perkebunan. Target sudah semakin terlihat dekat. Tapi semakin dekat terlihat, kok semakin sulit ya tracknya. Disini kami terus mendorong dan menggotong sepeda naik turun punggungan.







Pukul 12.45, akhirnya sampailah kami di Desa Tajur Halang, kecamatan Cijeruk. Inilah target kami, rumah kayu yang terlihat dari kejauhan tadi ternyata cukup besar dan dikelilingi kebun serta kolam ikan. Ini rumah satu-satunya yang terdapat didataran paling tinggi milik Bapak Samid. Subhanallah indahnya, rumah ini langsung menghadap ke luasnya perkebunan, hutan Gunung Salak dan Kota Bogor. Balkon yang terbuat dari rajutan bambu lumayan besar, sehingga membuat kami takjub melihat pemandangan sekitar. Langsung saja kami makan indomie, minum kopi dan merokok, serasa hidup ini sempurna!! Angin sepoy-sepoy membuat kami mengantuk, akhirnya saya terlelap tidur setelah mengobrol. Cukup buat kami istirahat dua jam, segera bergegas melanjutkan perjalanan pulang. Dari sini kami akan melewati sekitar empat desa yaitu Desa Tajur Halang, Tanjung Sari, Cipicung dan Cihideung. 







Pukul 14.00 memulai perjalanan kembali, Track turunan siap menyambut kami, sepertinya akan menjadi turunan yang panjang. Busss..buss...busss semua sepeda melaju dengan kencang,  tapi disini kita harus hati-hati, track tanahnya berlubang-lubang seperti bekas dilalui motor trail. Kami menuruni bukit dengan excited. Juned dan Masan berlomba-lomba menuruni bukit. Sepanjang mata memandang semuanya indah, kota bogor terlihat, kanan kiri kebun ditambah lagi cuaca mendukung.







Sekitar 20 menit kami akhirnya melewati rumah penduduk. Tak lama kemudian kami bertemu jalan raya besar dan mengambil ke kiri arah Lido. Tujuan kami sekarang adalah wisata kuliner. Pukul 15.00 tiba Di Warung Warso. Warung Warso adalah tujuan kami, warung ini terkenal dengan durennya. Langsung saja kami memilih Serabi durian sebagai makanan kami. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00, saatnya melanjutkan perjalanan ke Stasiun Bogor untuk pulang. Kali ini kami pilih jalan raya beraspal sebagai rute perjalanan pulang. Tracknya menanjak dan turunan. Terus kami gowes tanpa henti walaupun asap knalpot kendaraan menemani kami. Senangnya pada ssat Uphill saya tidak TTB hehe.. Pukul 17.00 tibalah kami di Istana Batu Tulis Bogor, saya merasakan keram perut dan akhirnya rest sejenak selama 15 menit. Rasanya tak sabar ingin segera sampai di Stasiun Bogor, dan akhirnya pukul 17.45 sampai juga di Stasiun Bogor. Alhamdulillah.. Segera kami cari toilet untuk bersih-bersih. Sampai semuanya selesai mandi, kami langsung membeli tiket kereta ekonomi. Sejam kemudian kereta tiba dan akhirnya kami pulang kerumah masing-masing. 

Perjalanan yang sangat melelahkan tapi amazing, mengeksplor kota bogor dengan sepeda selama 3 hari 2 malam. MBOS


*Photo by Gembos, Juned, Masan, Dedi, Ferdi



6 komentar:

  1. mantab mpok... sukses yo :)

    BalasHapus
  2. mantaaaaaapppp....lanjutkan...hehe

    BalasHapus
  3. Wih, blog keren nih. Tukeran link yuk :D

    BalasHapus
  4. makasih semuanya :)
    baca artikel yang lainnya ya ..Salam Kenal

    BalasHapus
  5. @ Anom Harya Wicaksana : makasih, blognya harya juga keren, boleh2 tukeran link..
    Kapan2 bisa gowes bareng :)
    Salam Gowes

    BalasHapus
  6. @ sidiq bachiar : siapp pasti dilanjutkan :)

    BalasHapus